kursor serta tetap berubah walau disorot ke arah link

Sunday, February 2, 2020

Akhir Pekan di Karawang

Akhir pekan ini (Jumat, 31 Januari 2020 - Ahad, 2 Februari 2020) gw coba jalani dengan mengunjungi Kabupaten Karawang. Selama ini cuma numpang lewat doang kalau ke wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya, terutama saat ke Semarang. Gw senang menikmati semua perbedaan dan hal-hal lain ditemui. Bahkan, dapat rangkaian pelajaran berbagai hal, mulai dari ilmu jurnalistik hingga ilmu rumah tangga ha...ha...ha...
Senang juga bisa interaksi sama anak-anak. Jadi tersalurkan momen belajar jadi ibu :). Nuhun, Ega Nugraha dan kawan-kawan...

Saturday, August 3, 2019

Cerita Awal Dzulhijjah, Agustus 2019

Awal Dzulhijjah ini berada di awal Agustus, tepatnya Jumat (1/8/2019). Bulan ini populer sebagai salah satu bulan untuk menikah. Meski belum tahu kapan bisa menyebarkan undangan nikah, saya menikmati proses hidup yang ada. Banyak undangan berseliweran. Saya masih sibuk dengan urusan harus mengembangkan kemampuan dan potensi diri, memperbaiki diri. Kita fokus saja bahas sekilas soal ini, hehehe... Cerita cukup lucu buat saya soal kesibukan diri sendiri, salah satunya sibuk ngobrol soal kerjaan dengan sesama teman media, terutama teman-teman wartawan (jurnalis) alias bagian redaksi. Dulu, bagi saya, sudah "terasa" cukup sibuk dengan kalangan narasumber. Dengan sesama pekerja di media hanya sebatas terima tugas (termasuk saat harus bersama ke TKP), dan koordinasi soal naskah. Di luar itu cukup sedikit dibanding saat ini. Hikmahnya, sekarang justru dapat banyak ilmu juga dari mereka. Banyak hal yang bisa dipelajari langsung dari mereka. Semoga, kelak bisa semakin seimbang hubungan dengan para narasumber dan pekerja media. Akan semakin banyak sisi yang saya tahu nantinya. Ya, karena hidup adalah belajar, dan saya hanyalah manusia biasa. Sampai hembusan nafas terakhir saya masih harus belajar.

Monday, August 6, 2018

Usia 32 Tahun: Satu Permintaan Sederhana

Tak terasa, sudah masuk bulan Agustus saja di tahun 2018 ini. Apa artinya? Secara usia biologis, aku semakin menua. Meskipun begitu, semangat hidup seharusnya masih tetap ada. Waktu berada di dunia semakin sedikit, kehidupan di akherat masih tetap harus disiapkan. Bulan Agustus ini, tepatnya di akhir Agustus, secara hitungan tahun masehi usiaku menginjak 32 tahun. Sebenarnya tidak ada masalah. Usia nyaris 32 tahun beberapa hari lagi dan masih single (kapan giliran saya nikah, hehe). Inilah yang terbaik dari Allah saat ini. Saya hanya ingin didoakan oleh semua, tetutama yang membaca tulisan ini. Agar hari-hari saya semakin lebih baik, doakan jodoh juga buat saya. Cukup bagi saya doa diam-diam, biar lebih makbul. Baiklah, cukup, sekian saja. Terima kasih.

Sunday, July 1, 2018

Kondangan

Menerima undangan nikahan alias kondangan alias walimatul 'ursy menjadi hal yang biasa. Namun jika kondangan itu dari keluarga tlbesar tentulah menjadi ajang kumpul bersama kekuarga dan berfoto bersama. Malam ini di tengah kesibukan kerja menyempatkan hadir di kondangan sepupu. Alhasil sempat foto-foto. Jakarta, 1 Juli 2018 Atrium Sampoerna

Saturday, June 23, 2018

Pembelajaran di Hutan Belantara: Kisah Dunia Pekerjaan

Dunia pekerjaan merupakan dunia penuh pembelajaran. Setidaknya ungkapan itu yang saya pegang. Selain sebagai sarana pembelajaran, bagi saya karir juga ladang beramal dan berbuat baik. Kalau sudah seperti itu, berharap ada nilai plus di mata Tuhan dan di mata manusia. Namun di sini saya ingin sedikit fokus bahas soal "pembelajaran", khususnya di belantara hutan jurnalistik. Bagaimana awal saya 'terjerumus' masuk dunia jurnalistik. Ya, semua berawal dari kegemaran saya mengikuti semacam seminar atau kursus terkait dunia jurnalistik. Sempat dapat kesempatan magang, ternyata terkendala kuliah. Setelah lulus kuliah dan malang melintang dari mengikhtiarkan jodoh (meski belum kunjung dapat hingga hari ini, wkwk), bisnis, hingga pekerjaan, rupanya saya diterima berkarir di media. Luar biasa, saya banyak belajar di sini. Dan semakin ke sini, saya merasakan perbedaan antara dunia kampus dan dunia nyata. Beda indahnya dunia kampus dan dunia nyata dah... Berlanjut di karir jurnalistik, saya sempat "menghilang" di sana... sempat menjauh meski tidak sampai 100 persen. Bahkan di kala itu, ternyata saya dapat panggilan kembali ke dunia ini. Kembali saya belajar dengan segala lika-likunya. Meski kondisi saat ini saya mempelajari banyak hal, seperti apa dunia bisnis dan dunia jurnalistik. Akhirnya, saya berada di sini, di titik lika-liku media online (selanjutnya kita sebut saja hutan belantara). Dan di sini saya menemukan orang-orang yang menjadi guru saya. Meski awalnya agak 'takut' dan belum berani, rasa ingin tahu saya mulai memecahkan rasa itu semua. Di sini saya banyak diajarkan berbagai hal terkait "belantara hutan" ini. Bahkan, pada 'usia muda' ini saya 'dilepas' merayap-rayap di dalam hutan tersebut. 'Dilepas' dalam arti saya harus melanjutkan estafet perjalanan di hutan belantara ini. Meski terlihat 'dilepas', sesungguhnya masih diperhatikan. Hanya saja, saya yang masih 'berusia muda' ini masih ingin mendapatkan pembelajaran. Itulah saya kepo saya seolah tak ada habisnya, 'seolah' selalu mencari bahan baru seperti tidak ada kerjaan wkwkwk. Hal ini juga membuat saya selalu berusaha mendapatkan informan lain. Akhirnya, segala informasi yang saya dapatkan itu memacu saya untuk bisa lebih mandiri. Namun, saya sadari. Siapalah saya di sini. Masih seperti anak kecil yang harus dibimbing agar tetap lurus. Pasca hujan di Buitenzorg, Sabtu (23/6/2018).

Tentang Pekerjaan

Apa saya pernah berpikir akan menjalani pekerjaan sebagai jurnalis? Awalnya tidak. Tapi faktanya iya. Hanya saja, apa yang saya jalani ini belum ada apa-apanya. Masih seumur jagung. Sekaligus berpacu dengan usia yang sudah memasuki usia "deadline". Usia di mana saya harusnya juga berpikir untuk berumah tangga. Tapi saya harus realistis. Yang ada di hadapan saya saat ini hanya pekerjaan, keluarga (terutama orangtua). So, alangkah baiknya sibuk dengan hal-hal seperti ini. Di sisi lain, kesibukan saya juga ingin bisa lebih dekat dengan alquran, dan dengan Allah khususnya. Jadi, apapun kebaikan yang saya lakukan, semoga bernilai ibadah. Aamiiin.

Tentang Jodoh: Kapan Nikah?

Sejak berusia 17 tahun, saya pernah mengutarakan kepada orangtua agar kelak bisa segera menikah. Rupanya, takdir Allah berkata lain. Hingga usia nyaris masuk 32 tahun ini belum Allah beri kesempatan itu. Bukannya saya tidak berusaha sama sekali. Bahkan, banyak cara sudah dilewati. Berdoa, minta dicariin, sampai nyari sendiri. Ya, pasti bagi Allah ini yang terbaik buat saya. Hanya satu harapan saya, saya ingin bersatu dengan jodoh saya bukan dengan cara "mainstream" alias pacaran. Tapi di sini bukan berarti jika sudah terlanjur pakai cara itu salah. Jika sudah terlanjur, tinggal akui kesalahan di mata Allah. Allah Maha Pengampun. Dan pada masa-masa ini pun wajar kegalauan yang muncul, selama tidak berlebihan. Akhirnya, saya berusaha mengungkapkannya lewat sebuah artikel. Setelah berusaha keras agar tulisan ini naik di dua laman, akhirnya berhasil juga. Berasa "balas dendam" ya? Hahaha. Sebenarnya berharap bisa dapat pembaca lebih banyak dan bisa lebih bermanfaat buat orang lain. Ini link-nya jika ingin membaca: https://ramadhan.pojoksatu.id/baca/dear-jomblo-lebaran-kalau-masih-ditanya-kapan-nikah-begini-jawaban-paling-asik Atau di sini: http://jabar.pojoksatu.id/bogor/2018/06/08/ustad-abdul-somad-beberkan-trik-jitu-jawab-pertanyaan-saat-lebaran-kapan-nikah/ Atau satu lagi, ini sharing dari seorang kawan yang dirahasiakan namanya soal "kapan nikah" http://jabar.pojoksatu.id/bogor/2018/06/21/gadis-cantik-ini-ungkap-nyinyiran-kapan-nikah-bikin-depresi/ Semoga tulisan kecil ini bermanfaat, ya... Sabtu, 23 Juni 2018